Minggu, 14 Desember 2014

BAB 3 KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN



BAB 3
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

A.     PENDEKATAN KESUSASTRAAN

Ilmu budaya dasar yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities.  Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus.  Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.  Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain.  Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi.  Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.  Sastra juga didukung oleh cerita.  Dengan cerita orang lebih tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.  Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan.  Orientasi the humanities adalah ilmu dengan mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.

B.     ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA

Istilah prosa banyak padanannya.  Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.  Dalam kesustraan indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
A.     Prosa lama meliputi :
§  Dongeng-dongeng
§  Hikayat
§  Sejarah
§  Epos
§  Cerita pelipur lara
B.     Prosa baru meliputi :
§  Ceriya pendek
§  Roman / novel
§  Biografi
§  Kisah
§  Autobiografi

C.     NILAI – NILAI DALAM PROSA FIKSI

Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastar antar lain :
1)      Prosa fiksi memberikan kesenangan,
2)      Prosa fiksi memberikan informasi,
3)      Prosa fiksi memberikan warisan kultural, dan
4)      Prosa memberikan keseimbangan wawasan.

Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua ; Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya dan karya satra yang menyuarakan gejolak jamannya.  Karya satra yang menyuarakan aspirasi jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya.  Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, tetapi untuk merenung.  Kedua macam karya satra itu selalu menyampaikan masalah.  Masalah itu disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya.  Dalam dongeng terdapat bentuk epos yang berarti cerita kepahlawanan atau wira carita.

D.     ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI

Puisi adalah ekpresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik / estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.   Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori dan sebagainya sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.      Kata-kata yang ambiguitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.      Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.  Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengalaman, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1.      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
2.      Puisi dan keinsyafan atau kesadaran individual
3.      Puisi dan keinsyafan sosial
Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang berupa :
·         Penderitaan atas ketidak adilan
·         Perjuangan untuk kekuasaan
·         Konflik dengan sesamanya
·         Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan.  Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih.  Pada diri manusia cinta kasih senantiasa menjiwai kehidupannya : kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, ayah kepada keluarganya, dan juga cinta tanah air atau patriotisme pada pemuda kepada tanah airnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar